Perjuangan Singapura, Pernah Coba Berdamai Dengan Covid-19 Malah Gagal dan Kasusnya Meningkat

oleh -
Singapura
Ilustrasi. (Ist)

Lentera Singapura – Naik turunnya kasus Covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia. Malah negeri tetangga, Singapura, pernah mencoba berdamai dengan virus ini, namun hingga kini tren kasus semakin meningkat.

Terbaru, Kamis, (3/2/2022), Negeri Singa itu melaporkan kenaikan harian di angka 4.297 kasus. Ini membuat akumulasi kasus di negara itu tembus 366 ribu sejak Covid-19 masuk.

Nyatanya, tren kenaikan kasus sudah terjadi beberapa kali di Singapura. Kenaikan ini seringkali terjadi saat pemerintah negara itu mulai melonggarkan protokol Covid-19 dan menyediakan akses masuk tanpa karantina kepada pelancong yang datang dari luar negeri.

Baca: Imbauan Khusus dari Gubernur Kepri Teruntuk Batam dan Tanjungpinang: Perhatikan Kedisiplinan Masyarakat Terapkan Prokes!

Sebelumnya, pada Juni 2021 lalu, Singapura sempat mengumumkan akan ‘berdamai’ dengan Covid-19. Dalam proses itu, pemerintah Singapura akan menganggap Covid-19 seperti infeksi flu biasa dan infeksi yang difokuskan pemerintah hanyalah infeksi gejala parah.

Selain itu, warga yang divaksinasi juga diberikan kebebasan bergerak tanpa protokol yang ketat. Langkah ini sebenarnya diambil bukan tanpa alasan karena angka vaksinasi di Singapura sudah cukup tinggi, ditambah lagi persepsi pemerintah yang menyebut bahwa Covid-19 tidak akan hilang.

“Oleh karena itu, kita bisa melakukan hal yang sama untuk Covid-19. Kita tidak akan bisa memusnahkannya, tetapi kita bisa mengubah pandemi menjadi lebih tidak menakutkan. Seperti flu, penyakit mulut dan kuku, atau cacar air, kita tetap bisa hidup normal,” papar Menteri Kesehatan Singapura, Gan Kim Yong, kala itu.

“Inilah rencana kami dalam beberapa bulan ke depan, kami sudah punya rencana. Vaksinasi adalah kunci pertama,” lanjutnya.

Setelah adanya keputusan pelonggaran itu, angka infeksi perlahan-lahan meningkat. Pada September, kasus bahkan mulai mencetak rekornya dengan naik ke angka 2 ribu kasus perhari. Ini merupakan peningkatan signifikan yang belum pernah dialami negara itu.

Kenaikan ini sendiri dimotori oleh beberapa kluster infeksi, termasuk kluster pasar ikan dan juga tempat perhentian bus yang memiliki angka kasus yang cukup tinggi. Hal ini pun sempat mendorong peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan dan membuat nakes kewalahan.

Baca: Batam Tak Hijau Lagi, Ini Kali Kedua Kasus Covid-19 Meningkat di Awal Tahun, Pengawasan Penerapan Prokes Diperketat Kembali

Akhirnya, dengan kenaikan kasus yang tinggi ini, pemerintah Singapura memperketat kebijakan pembatasan sosial pada Oktober. Kebijakan pembatasan yang akan kembali diberlakukan antara lain pembatasan interaksi sosial dan makan di luar maksimal dua orang untuk memperlambat penularan virus.

Akibat dari pembatasan ini, data dari Worldometers menyebutkan bahwa jumlah kasus harian Singapura kembali turun pada akhir November dari yang berada di level 2 ribu menjadi seribu kasus saja.

Penurunan ini pun membuat Pemerintah Singapura kembali melonggarkan beberapa kebijakan Covid-19. Salah satunya adalah mengizinkan pelancong asing untuk masuk tanpa karantina melalui skema Vaccinated Travel Lane (VTL).

Seiring dengan pemberlakuan kebijakan ini, dunia dilanda oleh kemunculan varian Omicron. Varian itu pun dilaporkan berhasil masuk ke Singapura pada 2 November 2021.

Sejak saat itu, kasus Covid-19 di negara itu pun mulai melonjak tajam. Bahkan, pada saat libur imlek 1 Februari lalu, kasus harian Covid Singapura menembus angka 6.264 kasus. Saat ini kasus pun masih berada di atas kisaran 3 ribu dan belum menunjukkan penurunan yang tajam.(red)

Sumber: cnbcindonesia.com

No More Posts Available.

No more pages to load.