Cek Fakta, Berikut Beberapa Infomasi Hoaks Terkait Vaksinasi Anak Usia 6-12 Tahun

oleh -
hoaks
Ilustrasi.(Ist)

Pria itu beralasan vaksin covid-19 bagi anak-anak buatan Sinovac belum melakukan tes ujicoba atau studi bagi anak Indonesia. Ia juga mengajak sejumlah orang di video tersebut untuk melakukan aksi penolakan pada 22 Desember 2021.

Lalu benarkah video yang mengklaim vaksin covid-19 Sinovac merupakan bahan ujicoba bagi anak-anak Indonesia? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

  1. Lonjakan Protein pada Anak Usai Disuntik Vaksin COVID-19 Sebabkan Kerusakan Organ Tubuh

Klaim tentang lonjakan protein usai divaksin COVID-19 menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh anak-anak beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 25 Desember 2021.

Akun Facebook tersebut mengunggah video berisi pernyataan dari Robert Malone, seorang ahli virus dan imunologi asal Amerika Serikat.

Baca: Tidak Ada Penambahan Kasus Covid-19 Hari Ini, Sebagian Besar Wilayah Batam Zona Hijau

Dalam video itu, Malone mengatakan bahwa gen virus pada vaksin COVID-19 jika masuk ke dalam sel anak, menyebabkan lonjakan protein yang beracun. Protein tersebut diklaim menyebabkan kerusakan permanen pada organ penting anak-anak.

“Yang pertama adalah bahwa gen virus akan disuntikan ke dalam sel anak anda. Gen ini memaksa tubuh anak anda untuk membuat protein lonjakan beracun. Protein ini sering menyebabkan kerusakan permanen pada organ penting anak-anak, termasuk otak dan sistem saraf anda. Jantung, dan pemubuluh darah mereka termasuk pembekuan darah, sitem reproduksi,” demikian pernyataan Malone dalam video tersebut.

“ASTAGHFIRULLAH.. 😭Tonton dan simak pernyataanDR. ROBERT MALONE. MDahli VIROLOGIST and IMMUNOGIST,” tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 3 kali dibagikan dan 44 kali ditonton warganet.(red)

No More Posts Available.

No more pages to load.