Mengenal Vassa Mustikahati, Anak Batam Peraih Beasiswa LPDP di Oxford University

oleh -
Oxford
Vassa Mustikahati. (Foto: Istimewa)

Di tengah proses aplikasi untuk program S2 ini, ia dihadapkan dengan hal-hal yang terjadi di luar kendalinya. Dari mulai meragukan kemampuan diri sendiri, mengkhawatirkan hal buruk di masa depan yang belum tentu terjadi, hingga terlalu memaksakan diri untuk menjadi sempurna. Ia dihadapkan dengan berbagai rasa keraguan dan ketakutan akan penolakan.

Namun, berkat dukungan penuh dari keluarga dan kerabat dekatnya, akhirnya ia.berhasil mengumpulkan keberanian untuk melawan keraguan dalam dirinya tersebut.

Alasan pertama dan yang paling utama ia memilih University of Oxford adalah bidang ilmu yang ingin ia pelajari lebih dalam, dapat didukung dengan baik di universitas yang masuk peringkat nomor dua terbaik dunia versi QS World University Rankings 2022 tersebut. Kampus di mana artis Maudy Ayunda juga pernah mengenyam pendidikan tersebut, juga memiliki kurikulum yang sangat komprehensif dan aplikatif. Selain itu, jumlah murid yang diterima pada program ini juga sangat sedikit, hanya 16 orang.

Selain itu, University of Oxford juga dikenal sebagai universitas yang memiliki tradisi yang sangat unik. Selain kegiatan akademik yang sangat menarik untuk dipelajari, Oxford juga menunjang kegiatan non-akademik lainnya untuk diikuti oleh peserta didiknya.

“Mahasiswa yang diterima juga sangat beragam dan berasal dari negara yang berbeda-beda, dengan pengalaman mereka masing-masing. Saya berharap dapat bertukar pikiran dengan teman-teman berbagai negara dan juga mahasiswa dari Indonesia lainnya,” terangnya.

Tak lupa, ia memberikan tips kepada anak muda Batam khususnya dan Kepri pada umumnya agar bisa lulus di kampus impian. Menurutnya, hal yang penting untuk dilakukan yakni jangan takut untuk mencoba dan jangan pernah membiarkan orang lain mematahkan mimpi tersebut. Di manapun berada, usahakan untuk memberikan yang terbaik. Hal yang terpenting adalah bagaimana bisa berproses menjadi versi terbaik bagi diri sendiri.

“Dalam prosesnya, jangan lupa untuk selalu mengapresiasi diri sendiri atas semua hal yang sudah kita lewati. Meskipun ada kemungkinan dihadapkan dengan hasil yang tidak sesuai, kita juga harus memiliki keterampilan untuk menghargai segala sesuatu yang telah kita upayakan,” katanya.

Awalnya, ia memilih jurusan Psikologi karena ketertarikannya untuk memiliki pekerjaan yang bisa berinteraksi langsung dengan orang lain. Psikologi adalah jurusan yang berfokus pada studi ilmiah tentang perilaku individu dan kolektif, dasar perilaku fisik dan lingkungan, serta analisis dan penanganan masalah dan gangguan perilaku. Ilmu Psikologi berorientasi pada manusia dan mempelajari lebih dalam tentang pola perilaku manusia dan bagaimana cara pikiran bekerja.

“Keinginan saya untuk mempelajari lebih dalam tentang Psikologi juga berangkat dari mimpi saya untuk bisa memiliki pekerjaan yang bermanfaat untuk masyarakat luas,” ucapnya.

Selama menjalani studi S1 dan pengalaman-pengalaman yang ia jalani, ketertarikannya mengerucut kepada kapasitas psikologi anak usia dini melalui pendekatan pendidikan. Berbagai penelitian menunjukkan usia 0-5 tahun adalah usia emas atau dikenal dengan istilah the golden age, di mana usia yang amat berharga untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki seorang anak. Oleh karena itu, persepsi masyarakat, terutama pemerintah terhadap anak usia dini harus segera dibenahi kalau pemerintah menginginkan generasi bangsa yang unggul.

Sejalan dengan itu, sambung dia, dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar, dan pendidikan anak usia dini yang berkualitas akan sangat berkontribusi terhadap kualitas pendidikan pada jenjang selanjutnya.

“Ibaratnya membangun sebuah gedung, pendidikan anak usia dini adalah landasan yang akan berpengaruh terhadap kekuatan dan ketahanan gedung yang dibangun,” pungkasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.