Napak Tilas Amir dan Peninggalan Sejarah Pemerintahan Pertama Batam, Kadisbudpar dan ASPPI Telusuri Pulau Buluh dan Boyan

oleh -
Pulau Buluh
Menelusuri sejarah dan peninggalan era pemerintahan lama di Pulau Buluh. (Ist)

Perjalanan ekspedisi dilanjutkan ke Pulau Boyan. Sama seperti pulau Buluh, pulau Boyan juga sama pentingnya. Di masa lalu administrasi pemerintahan ada tiga, satu administrasi pemerintahan yang dipimpin oleh kerajaan Riau Lingga, yang kedua administrasi pemerintahan Belanda dan yang ketiga administrasi pemerintahan orang Tionghoa.

Di pulau Boyan dulu terdapat  kantor onder afdeling (sub distrik) yang dikepalai oleh seorang controller Belanda untuk mengawasi semua wilayah di Batam termasuk pulau Buluh dan sekitarnya. Di pulau ini rombongan ekspedisi menemukan beberapa jejak atau tapak-tapak yang terbuat dari batu bata.

Setelah mengunjungi pulau Boyan, rombongan melanjutkan perjalanan ke pulau Bulang Lintang. Di pulau ini rombongan mengunjungi makam Temenggung Abdul Jamal, bendahara kerajaan Melayu Riau yang berkuasa di wilayah Bulang Lintang, Kecamatan Bulang, Batam dan pulau-pulau sekitarnya.

Di area ini juga terdapat makam istri Temenggung, yakni Raja Maimunah serta beberapa makam keluarga Temenggung Abdul Jamal lainnya. Rangkaian perjalanan diakhiri dengan melihat benda-benda pusaka milik Temenggung Abdul Jamal yang disimpan di rumah ahli waris, diantaranya tombak, tongkat, keris dan lainnya.

Baca: Pastikan Kesiapan Travel Bubble, Pemerintah Pastikan Batam Mampu Membuat Wisman Terkesan

Lurah Pulau Buluh, Borhan menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang dilakukan Disbudpar Kota Batam bersama asosiasi dan pelaku pariwisata untuk menelusuri kembali jejak sejarah yang ada di pulau Buluh.

“Apapun yang kita lakukan hari ini mudah-mudahan menjadikan kenangan untuk semua kita dan ingatan bagi siapapun yang datang ke pulau Buluh kelak. Harapan kami apa yang kita kerjakan hari ini bisa membantu pulau buluh khususnya dan mengangkat nama kecamatan Bulang tentunya,” ucap Borhan.
 
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata menyampaikan, Pemerintah Kota Batam akan melakukan pemugaran makam Temenggung Abdul Jamal. Pemugaran dilakukan karena makam ini sebagai salah satu destinasi wisata sejarah Kota Batam. Dimana kelak makam ini diharapkan akan dikunjungi oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.

Baca: 49 Kepala Sekolah SMP Kabupaten Siak Kunjungi Museum Batam Raja Ali Haji

Katanya lagi, pihaknya akan terus mengupayakan agar benda-benda bersejarah peninggalan Temenggung Abdul Jamal yang namanya telah diabadikan sebagai nama stadion olah raga Batam tersebut, dapat menjadi koleksi museum Batam, Raja Ali Haji.

“Kalau benda-benda peninggalan itu dititip di museum, pasti orang akan lebih banyak yang tahu tentang peninggalan sejarah yang ada di pulau Bulang. Bahkan mereka juga akan tertarik untuk datang langsung kesana,” yakin Ardi.

Masih kata Ardi, dalam waktu dekat melalui Tim Ahli Cagar Budaya dirinya akan menyampaikan rekomendasi kepada Walikota Batam untuk mendaftarkan cagar budaya ke Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Baca: Kadisbudpar Resmikan Foresthree Coffee Batam, Miliki 111 Cabang di Seluruh Indonesia

“Ada tiga yang kita rekomendasikan sebagai cagar budaya, prioritas pertama adalah perigi tua yang berada di Pulau Buluh. Ini perlu kita lakukan agar sejarah tidak terlupakan dan hilang ditelan zaman,’ ujar Ardi.(Chandra)

No More Posts Available.

No more pages to load.